Senin, 18 Februari 2008

Osteoporosis dan jatuh

Osteoporosis adalah penyakit yang dicirikan oleh rendahnya massa tulang dan kemunduran struktural jaringan tulang, yang menyebabkan kerapuhan tulang. Osteoporosis dimulai dengan penurunan kualitas tulang dan penurunan kepadatan tulang yang menyebabkan kekeroposan tulang. Hasil akhir dari osteoporosis ialah patah tulang."

Kriteria osteoporosis menurut WHO

Berdasarkan densitas massa tulang (pemeriksaan massa tulang dengan menggunakan alat densitometri):

• Normal:Nilai T pada BMD > -1
• Osteopenia:Nilai T pada BMD antara -1 dan -2,5
• Osteoporosis:Nilai T pada BMD < -2,5
• Osteoporosis Berat:Nilai T pada BMD , -2,5 dan ditemukan patah tulang

Osteoporosis bukan cuma “old woman’s disease”. Osteoporosis dapat terjadi hampir pada setiap orang, pada setiap usia.

USA:
• 2 juta pria menderita osteoporosis
• Pada wanita bone loss dapat terjadi sangat awal yaitu pada usia 25 tahun.

Faktor risiko osteoporosis
Faktor risiko yang tidak dapat dikontrol:

• Gender : Wanita mempunyai risiko terjadinya osteoporosis 4 kali lebih besar dari pada pria. Massa tulang pada pria 15 – 20% lebih tinggi dari pada wanita.

• Tulang yang kecil dan kurus : Densitas tulangnya lebih rendah .

• Ras : Wanita Caucasian dan Asia mempunyai risiko osteoporosis yang lebih tinggi.

• Herediter : Riwayat keluarga yang menderita osteoporosis merupakan faktor risiko kemungkinan osteoporosis, hal ini bisa disebabkan oleh kebiasaan makan, olahraga dan lingkungan.

• Menopause atau beberapa bulan tanpa menstruasi : Hal ini karena proses penghancuran tulang terjadi lebih cepat dari pada proses pembentukan tulang, akibat menurunnya kadar estrogen.

• Usia : Pada usia 40 tahun, penghancuran tulang lebih cepat terjadi daripada pembentukan tulang, dan dengan bertambahnya usia risiko osteoporosis akan semakin tinggi.

Faktor risiko yang dapat dikontrol:

• Makan yang rendah kalsium.
• Kurang vitamin D
• Tidak berolahraga
• Kafein : dianjurkan tidak lebih dari 2-3 cangkir kopi sehari, soft drinks
• Alkohol
• Gangguan makan : anorexia nervosa atau bulimia dapat menyebabkan malnutrisi dan kehilangan massa tulang.
• Merokok
• Imobilisasi: tidak atau kurang bergerak

Faktor risiko lainnya

• Penggunaan steroid jangka panjang
• Hyperthyroidism
• Hormon thyroid
• Penggunaan diuretik
• Gagal ginjal
• Hepatitis kronis
• Gangguan usus


Jatuh dan osteoporosis

Jatuh adalah kehilangan keseimbangan yang tidak disengaja yang meyebabkan seseorang tanpa diduga bersentuhan / kontak dengan lantai. Osteoporosis bukan merupakan faktor risiko seseorang menjadi jatuh, tetapi konsekuensi jatuh pada seseorang yang menderita osteoporosis adalah sangat serius.

Siapapun dengan osteoporosis berarti dalam risiko patah tulang akibat jatuh. Osteoporosis sering tidak ada gejala. Kita tidak sadar densitas tulang kita menurun. Oleh karena itu jatuh sangat berbahaya pada orang yang tidak tahu dirinya mempunyai tulang yang tidak solid.

Ada 3 faktor yang menyebabkan patah tulang karena jatuh, yaitu force (gaya) dan arah/sudut jatuh serta seberapa rapuhnya tulang. Besarnya force/gaya jatuh (seberapa keras seseorang mengenai tanah), merupakan faktor yang menentukan apakah akan terjadi patah tulang atau tidak. Contohnya, semakin besar jaraknya, maka semakin besar risikonya untuk terjadi patah tulang, jadi orang yang lebih tinggi akan lebih mudah patah tulang dari pada orang yang lebih pendek jika ia terjatuh. Besarnya sudut jatuh juga memegang peranan penting. Jatuh ke arah sisi samping tubuh atau jatuh ke bawah lebih sering menyebabkan patah tulang dari pada jatuh kearah belakang.

Osteoporosis biasanya menyerang seluruh tulang, tapi patah paling sering terjadi pada tulang panggul, tulang belakang dan tulang pergelangan tangan. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi penderita osteoporosis untuk mencegah jatuh.

Menurut National Institute of Health (NIH), USA:

• Patah tulang panggul: 90% berhubungan dengan osteoporosis
• Jatuh : 9 dari 10 orang tua terjatuh dengan patah tulang panggul
• Patah tulang panggul : 5-20% meninggal dalam satu tahun pertama
• Sebagian besar jatuh : terjadi di rumah sendiri

Inggris

• 1 dari 3 wanita dan 1 dari 5 pria di Inggris menderita osteoporosis.
• Setiap 3 menit, seseorang mendapat patah tulang akibat osteoporosis.

Indonesia:
• Usia harapan hidup perempuan meningkat dari usia 48,1 di tahun 1970 menjadi 70 tahun di pada 2000,
• Usia harapan hidup pada laki-laki lebih rendah yaitu dari usia 45 tahun menjadi 65 tahun.

Menurut Biro Pusat Statistik (berdasar proyeksi penduduk tahun 1990-2025):
• Di tahun 2000, jumlah penduduk usia lanjut mencapai 7,28 % atau sekitar 15,2 juta jiwa dari total jumlah penduduk Indonesia dan akan meningkat di tahun 2020 menjadi 11,34% dari total jumlah penduduk Indonesia.

Data USA Bureau of the Cencus:
• memperkirakan pertambahan warga usia lanjut Indonesia adalah terbesar di dunia yaitu 414% antara 1990- 2025.

Booming atau ledakan kelompok usia lanjut tersebut membutuhkan perhatian khusus. Terutama, peningkatan kualitas hidup mereka agar dapat mempertahankan kesehatan dan kemandiriannya sehingga tidak menjadi beban.

Menurut statistik:
• Hornbrook et al. 1994; Hausdorff et al. 2001:
1/3 penduduk USA yang berusia > 65 tahun terjatuh setiap tahun.

• CDC 2005:
Pada tahun 2003 ada 1,8 juta usia lanjut > 65 tahun, datang ke bagian gawat darurat akibat hal-hal yang berhubungan dengan jatuh, dan lebih dari 421.000 orang harus dirawat inap.

• CDC 2005:
Jatuh merupakan penyebab utama kematian karena kecelakaan pada usia > 65 tahun

• 90% patah tulang yang terjadi pada usia > 65 tahun, disebabkan terjatuh.


Jatuh meningkat sesuai pertambahan usia
• Usia 65-74 tahun : 32 %
• Usia 75-84 tahun : 35 %
• Usia ≥ 85 tahun : 50%

Bagaimana mengurangi risiko jatuh?

Mencegah jatuh merupakan faktor kunci agar hidup bisa tetap aktif dan mandiri di pada orang dengan osteoporosis.

Faktor risiko jatuh

Ada beberapa faktor risiko jatuh:

Lingkungan
• Area jalan yang banyak rintangan
• Pencahayaan kurang
• Lantai licin
• Tidak adanya handrails dan grab bars.
• Lemari/tempat penyimpanan yang sulit dijangkau
• Karpet yag tidak aman
• Kabel listrik yang tidak aman
• Lingkungan yang tidak dikenal

Penglihatan :
• Glaukoma
• Katarak
• Retinopati diabetika
• Degenerasi makular
• Tidak mengenakan kacamata
• Kacamata yang tidak sesuai

Pengobatan :
• Obat tekanan darah
• Obat penenang
• Obat pelemas otot
• Diuretik

Rasa takut :
• Takut jatuh

Kebiasaan :
• Tidak pernah/jarang berolahraga
• Keluar dari tempat tidur atau kursi dengan cepat-cepat.
• Tidak menggunakan kacamata pada malam hari
• Penggunaan alkohol
• Berdiri di atas kursi untuk meraih sesuatu

Alat bantu :
• Sepatu yang tidak sesuai
• Tidak menggunakan alat bantu yang sudah diresepkan/dianjurkan.

Bagaimana pencegahan osteoporosis sehubungannya dengan risiko jatuh?

Secara umum ada 3 macam pencegahan osteoporosis, yaitu pencegahan primer, pencegahan sekunder dan pencegahan tertier.

Pencegahan primer

Pencegahan primer ditujukan bagi mereka yang belum terkena osteoporosis. Tujuan pencegahanprimer adalah bagaimana terhindar dari osteoporosis. Cara yang paling baik adalah dengan merubah gaya hidup menjadi gaya hidup yang sehat, yaitu :

• Nutrisi yang baik (Diet kaya kalsium)
Sumber Kalsium
– Sayur-sayuran hijau (bayam, brokoli, sawi)
– Ikan teri kering
– Udang kering
– Tahu
– Kacang-kacangan
– Salmon, sardine
– Susu & hasil olahannya

• Berolahraga
Ada 2 jenis olah raga yang dianjurkan untuk pencegahan osteoporosis, yaitu weight bearing exercise dan resistance exercise. Weight bearing exercise adalah olah raga dimana tulang dan otot bekerja melawan gravitasi, jadi ada unsur pembebanan pada tubuh serta penekanan pada sendi dan tulang. Contoh weight bearing exercise adalah berjalan, jogging, tennis, lompat tali, volley, basket, berdansa. Berenang dan naik sepeda bukan merupakan weight bearing exercise, walaupun olahraga ini baik untuk kebugaran jantung dan paru.

Resistance exercise adalah olahraga yang menggunakan kekuatan otot untuk memperbaiki massa otot dan memperkuat tulang. Resistance exercise bisa dilakukan dengan menggunakan beban di sarana kebugaran, atau contoh yang paling sederhana adalah naik turun satu atau dua anak tangga berulang-ulang. Tai chi juga bisa merupakan bagian dari resistance exercise.

• Stop merokok
• Kurangi kafein & alcohol
Merokok, kafein dan alkohol yang berlebihan akan mengurangi penyerapan kalsium.
• Cek kesehatan tulang anda dan obati jika diperlukan

Pencegahan sekunder

Dalam kondisi ini pasien sudah terdiagnosis osteoporosis sehingga upaya pencegahan lebih ditujukan menghindari patah tulang. Pencegahannya sama seperti pencegahan primer.

Sementara latihan fisik yang dianjurkan pada pencegahan sekunder ini lebih bersifat spesifik dan individual. Latihan harus difokuskan pada aktivitas yang membuka dada (extension exercise)”. Tidak melakukan gerakan sit up karena itu akan memperburuk kondisi osteoporosis.

Untuk mencegah patah tulang akibat osteoporosis, maka jangan lupakan pencegahan jatuh. (baca; Aktif mandiri di usia emas). Pemberian hip pad (bantalan pada panggul), dapat membantu mencegah terjadinya patah tulang panggul pada penderita osteoporosis jika terjatuh.


Pencegahan tertier

Pencegahan tertier lebih ditujukan pada pasien osteoporosis yang telah mengalami patah tulang. Dalam kondisi ini diusahakan agar pasien tidak imobilisasi terlalu lama. Sejak awal direncanakan mobilisasi, mulai dari pasif hingga aktif dan berfungsi mandiri agar kualitas hidup tetap terjaga. Sementara obat yang diberikan adalah biphosponate, calcitonin, NSAID bila terasa nyeri.

Program rehabilitasi medis pada pencegahan primer bertujuan untuk
– Mengurangi nyeri
– Meningkatkan mobilitas
– Meningkatkan kemandirian
– Meningkatkan kualitas hidup


Kapan melakukan pemeriksaan densitas tulang (Bone Mineral Density)?
• Mempunyai faktor risiko osteoporosis
• Mempunyai riwayat keluarga osteoporosis
• Riwayat patah tulang setelah usia 45 tahun.
• Menggunakan steroid jangka panjang.
• Postmenopausal, dan tidak dalam estrogen.

AKTIF MANDIRI DI USIA EMAS

Biasanya bila suatu negara semakin maju, akan terjadi pergeseran struktur penduduk. Proporsi orang berusia lanjut semakin meningkat, sedangkan proporsi golongan orang berusia muda semakin turun. Hal ini terjadi diperkirakan karena adanya tingkat kemakmuran, kesejahteraan, dan angka harapan hidup semakin tinggi, sedangkan angka kematian bayi dan anak rendah serta angka kelahiran pun turun (Kartari, 1990)

Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang. Dengan bertambahnya usia maka kemunduran fungsi organ-organ tubuh akan terjadi. Namun bagaimana kita menghadapinya agar hidup tetap berkualitas, aktif dan mandiri di usia emas ini?

Mencegah jatuh merupakan faktor kunci agar hidup bisa tetap aktif dan mandiri di usia emas.

Mengapa jatuh pada usia emas merupakan hal yang serius?

•Hornbrook et al. 1994; Hausdorff et al. 2001: 1/3 penduduk USA yang berusia 65 tahun atau lebih terjatuh setiap tahun.

•Center for Disease Control 2005: Pada tahun 2003 ada 1,8 juta usia lanjut 65 tahun atau lebih, datang ke bagian gawat darurat akibat hal-hal yang berhubungan dengan jatuh, dan lebih dari 421.000 orang harus dirawat inap.

•Center for Disease Control 2005: Jatuh merupakan penyebab utama kematian karena kecelakaan pada usia 65 tahun atau lebih.

•90% patah tulang yang terjadi pada usia 65 tahun atau lebih, disebabkan terjatuh.

Apa akibat jatuh?

•CDC 2004: ± 13.000 orang usia > 65 tahun meninggal sehubungan dengan jatuh.
•Murphy 2000 : Lebih dari 60% yang meninggal, berusia lebih dari 75 tahun .
•Sterling 2001 : 20%-30% menderita sakit berat (patah panggul, trauma kepala) , yang menyebabkan mobilitas menurun , risiko kematian meningkat.
•Donald 1999: Pada orang yang berusia lebih dari 75 tahun, maka mempunyai kecenderungan 4-5 x lebih besar dirawat lama di rumah sakit (1 tahun / lebih.
•Jager 2000 : Jatuh penyebab utama trauma otak.
•Bell 2000: Sebagian besar patah tulang disebabkan jatuh.
•Scoot 1990: Patah tulang yang paling sering adalah tulang belakang, pinggul, lengan bawah, tungkai bawah, pergelangan kaki, pelvis, lengan atas dan tangan.
•Stevens 2005: biaya yang dikeluarkan untuk kasus yang fatal $179 juta, kasus non fatal $ 19,3 miliar

Apa saja faktor risiko jatuh?

•Lingkungan (paling sering)
•Gangguan penglihatan
•Pengobatan
•Rasa takut
•Kebiasaan
•Alat bantu

Lingkungan :

•Area jalan yang banyak rintangan
•Pencahayaan kurang
•Lantai licin
•Tidak adanya handrails dan grab bars.
•Lemari/tempat penyimpanan yang sulit dijangkau
•Karpet yang tidak aman
•Kabel listrik yang tidak aman
•Lingkungan yang tidak dikenal

Penglihatan :

•Glaukoma
•Katarak
•Retinopati diabetika
•Degenerasi makular
•Tidak mengenakan kacamata
•Kacamata yang tidak sesuai

Pengobatan :

•Obat tekanan darah
•Obat penenang
•Obat pelemas otot
•Diuretik

Rasa takut :

•Takut jatuh

Kebiasaan :
•Tidak pernah/jarang berolahraga
•Keluar dari tempat tidur atau kursi dengan cepat-cepat.
•Tidak menggunakan kacamata pada malam hari
•Penggunaan alkohol
•Berdiri di atas kursi untuk meraih sesuatu

Alat bantu :

•Sepatu yang tidak sesuai
•Tidak menggunakan alat bantu yang sudah diresepkan/dianjurkan.


Mitos vs Fakta

Mitos : Memakai alat bantu, membuat semakin tidak mandiri
Fakta : Alat bantu sebenarnya justru meningkatkan kemandirian dan membuat anda lebih aktif serta tetap bisa melakukan hal yang anda sukai. Contohnya kacamata.

Mitos : Saya tidak perlu mengunakan alat bantu jika berada di rumah
Fakta : Sama seperti kacamata, tongkat atau walker membuat anda bisa berjalan dengan aman

Mitos : Jika saya duduk-duduk saja, maka saya mengurangi risiko untuk jatuh
Fakta : Tidak beraktifitas menyebabkan otot-otot dan sendi menjadi lemah sehingga lebih mudah untuk jatuh.

Mitos : Jatuh itu sesuatu yang normal terjadi jika sudah berumur.
Fakta : Jatuh bukan sesuatu yang ‘normal’ seperti lupa; dan bisa dan harus dicegah

Mitos : Minum satu macam obat saja tidak dapat meningkatkan risiko jatuh.
Fakta :Setiap obat yang kita makan dapat meningkatkan risiko untuk jatuh. Yang paling sering adalah dosis awal yang terlalu tinggi


Bagaimana mengurangi risiko jatuh?

Lingkungan

•Buatlah lingkungan rumah yang mendukung kemandirian.


Vision

•Periksa mata ke dokter secara teratur
•Gunakan kacamata yang sesuai.

Alat bantu

•Belilah sepatu yang baik yang bisa men-support kaki dengan baik, menggunakan kancing atau velcro. Tumitnya harus cukup rendah, sol sepatunya harus flexibel dan tidak terlalu tebal sehingga sulit merasakan pijakan.
•Gunakan tongkat atau walker untuk memperbaiki keseimbangan dan kepercayaan diri.

Ketakutan

•Takut jatuh bisa merupakan bagian dari proteksi diri sehingga menjadi lebih berhati-hati dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Namun, takut jatuh dapat menyebabkan kehilangan kepercayaan akan kemampuannya bergerak dengan aman.

Kebiasaan

•Olah raga yang teratur dapat mengurangi risiko jatuh dan menyebabkan hidup kita menjadi lebih aktif.

Pengobatan

•Jika anda mengunakan lebih dari 4 macam obat (termasuk vitamin, herbal dan obat-obatan yang bias dibeli tanpa resep), berarti risiko untuk jatuh meningkat.
•Selalu tahu obat apa yang anda minum dan waspada terhadap setiap efek samping yang bisa tejadi.
•Gunakan obat hanya bila diresepkan.
•Meskipun haya satu macam obat, tetapi dosisnya terlalu tinggi, maka risiko jatuh meningkat.

Jumat, 27 Juli 2007

Postural screening program

Tujuan
Deteksi kemungkinan kelainan postur yang terjadi pada anak sejak dini, sejak belum ada keluhan untuk menghindari terjadinya gangguan lebih lanjut akibat kelainan postur tersebut.

FLAT FEET (telapak kaki datar)

Keadaan ini normal pada bayi atau anak-anak yang masih kecil, karena arkus/lengkung pada kaki belum berkembang sempurna.

Flexibel flat feet
• Sangat sering terjadi.
• Tidak menimbulkan sakit.
• Akan hilang dengan berjalannya waktu saat anak berusia sekitar 6-7 tahun.
• Tidak memerlukan tindakan.
• Pada anak yang usianya lebih tua, bisa menggunakan soft arch support untuk kenyamanannya.

Rigid flat feet
• Memerlukan tindakan korektif.

Akibat yang bisa terjadi
• Hanya kasus yang ekstrem yang cenderung menimbulkan komplikasi.
• Kesulitan berjalan.
• Postur yang jelek
• Gangguan sendi (artritis)


BOW LEG

• Biasanya tampak pada anak usia 2-3 tahun.
• Biasanya tidak memerlukan tindakkan koreksi.

Tindakkan koreksi diperlukan jika:
• Sudutnya sangat besar.
• Terjadi pada satu sisi.



KNOCK KNEES

• Normal pada usia 3-6 tahun.
• Biasanya hilang pada usia 7 tahun.
• Bisa juga tampat pada anak-anak dengan flat feet atau kegemukan.


SPINAL SCREENING

Tulang belakang yang lurus, sangat penting untuk pergerakan tubuh dan fungsi organ yang baik.
Screening tulang belakang bertujuan mengidentifikasi abnormalitas perkembangan tulang belakang yang jika didiamkan bisa menimbulkan dampak yang negatif pada kesehatannya.

Latar belakang


Kurvatura biasanya berkembang tanpa rasa sakit.
Anak-anak bisanya tidak tahu ada sesuatu yang salah pada tubuhya.
Pada banyak kasus, kurvatura awal menjadi tidak bertambah berat, namun kita tidak pernah tahu mana yang tidak bertambah berat dan mana yang akan menimbulkan deformitas yang serius.

Lever C (1995): onset yang bermakna terjadinya perubahan bentuk tulang belakang adalah pada usia 10-14 tahun.

National Institute of Arthritis and Musculosceletal and skin Disease: dari 1000 anak, ada 3-5 anak dengan penyimpangan kurva tulang belakang yang sudah sangat berat dan perlu tindakan operasi.

Deteksi awal sangat penting
Bukan saja untuk kesehatan murid
Mencegah absen berkepanjangan.
Mencegah potensi isolasi sosial.
Mencegah menurunnya kepercayaan diri.


Scoliosis

Kondisi ini sering tidak diketahui atau baru terdeteksi jika kondisinya sudah sangat berat.
Jika diketahui dini, kemungkinan tidak memerlukan tindakan khusus.
Terjadi pada 10% populasi, tapi hanya 2% yang memerlukan penanganan khusus.
Anak wanita memerlukan tindakan terapi 8 kali lebih besar dari pada anak lelaki.

Kyphosis

Tidak sesering scoliosis.
Lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak wanita.


Prosedur:

• Screening tungkai bawah bisa dilakukan pada anak kelas 1 SD dan 2 SD.
• Spinal screening dianjurkan pada murid kelas 5 SD s/d kelas 3 SMP
• Ada suatu tempat yang tertutup, dan sistem keluar masuk yang baik sehingga tidak mengganggu arus lalu lintas.
• Ruangan yang cukup untuk pemeriksa bisa bergerak secara bebas di sekitar murid (dari depan belakang dan samping).
• Dianjurkan agar anak lelaki dan wanita akan diperiksa pada tempat yang terpisah.
• Sebelumnya pemeriksa akan menjelaskan pada anak-anak apa yang akan diperiksa.
• Murid akan diperiksa punggungnya.

Terapi inhalasi dengan nebulizer

Terapi inhalasi dalah sistem pemberian obat dengan cara menghirup obat dengan bantuan alat tertentu, misalnya nebulizer.

Terapi inhalasi diberikan pada:
• Gangguan atau alergi saluran pernafasan
• Bayi-bayi dengan sekret/ lendir berlebihan

Tujuan terapi inhalasi
• Relaksasi saluran pernafasan
• Menekan proses peradangan
• Mengencerkan dan memudahkan pengeluaran dahak

Efek samping terapi inhalasi dengan nebulizer:
• Infeksi silang antar pasien
• Penyempitan saluran nafas atau refleks vagal yang menyebabkan henti nafas mendadak
• Penumpukan sekret atau lender
• Iritasi pada selaput mata, kulit dan selaput lender tenggorokan

Hal-hal yang perlu diperhatikan:
• Gunakan tubing, nebulizer cup, mouthpiece/masker untuk masing-masing pasien (single use).
• Lindungi mata dari uap.
• Berikan obat yang sesuai dengan resep yang dianjurkan oleh dokter.
• Jangan mencampur obat tanpa seijin dokter.
• Jika memungkinkan, selama terapi, atur nafas dengan menarik nafas dalam melalui hidung dan tiup melalui mulut.
• Perhatikan perubahan yang terjadi, seperti kebiruan (sianosis), batuk berkepanjangan, gemetar (tremor), berdebar-debar, mual, muntah dan lain-lain.
• Lakukan penepukan dada atau punggung pada saat atau setelah selesai terapi inhalasi.
• Segera setelah selesai melakukan terapi inhalasi, basuh wajah dengan air.

Terapi inhalasi dengan nebulizer dapat diberikan:
• Di rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan yang telah memenuhi persyaratan.
• Di rumah dengan aturan yang sudah dimengerti dengan baik dan benar.

Kamis, 26 Juli 2007

Tips mengemudi yang nyaman

A. CARA MASUK dan KELUAR MOBIL

1. Saat masuk ke dalam mobil, duduk dahulu, kemudian ayunkan kedua tungkai masuk ke dalam mobil.


B. NYAMAN DI DALAM MOBIL

1. Atur kursi dengan baik sehingga kedua kaki dan kedua tangan dapat mudah menjangkau pedal dan kemudi.
2. Gunakan lumbar support (penyangga untuk punggung bawah) pada kursi mobil. Jika tidak ada, anda dapat menggunakan glungan handuk yang diletakkan di punggung bawah.
3. Ubah posisi tungkai yang bebas sesering mungkin.
4. Singkirkan dompet yang terletak di kantong belakang celana.

C. KENYAMANAN PERGELANGAN TANGAN

1. Pertahankan roda kemudi dengan pergelangan tangan yang lurus. Ini artinya pertahankan dalam posisi jam 10 dan jam 2, atau jam 9 dan jam3. Hindari memegang kemudi dengan posisi menekuk pergelangan tangan. Memegang kemudi seperti pada gambar 5, yaitu pada posisi jam 11:55 dan 12:05 akan memaksa pergelangan tangan dalam posisi yang sangat tidak nyaman.
2. Jangan menyenderkan siku pada tepi jendela, karena hal ini akan mengganggu saraf ulnaris yang ada di sekitar siku.

D. KENYAMANAN BAHU

1. Geser roda kemudi ke bawah. Menempatkan kemudi pada posisi yang paling tinggi akan membuat bahu berkontraksi dan menimbulkan sakit. Jika anda mengemudi untuk waktu lama dalam posisi tersebut, maka anda akan menjadi tidak nyaman.

E. PEREGANGAN OTOT

1. Melakukan peregangan otot-otot setiap saat anda keluar dari mobil akan membantu meningkatkan aliran darah, mengurangi tegangan, meningkatkan fleksibilitas dan kenyamanan.

Petunjuk melakukan peregangan otot untuk menghindari cedera :
o Regangkan otot pelan-pelan sekali, dan lakukan peregangan otot secara konstan.
o Jangan melakukannya dengan kasar.
o Saat melakukan peregangan anda akan merasakan tarikan otot dan bukan rasa nyeri.
o Tahan setiap peregangan otot selama 10-15 detik.
o Tetaplah bernapas dengan baik, tarik napas pelan-pelan dan hembuskan napas saat peregangan.

10 latihan yang dapat dilakukan saat mengemudi

1. Melipat dagu: Sambil melihat lurus ke depan, lipat dagu anda ke arah dalam (seakan-akan anda sedang berusaha membuat dagu menjadi dua sambil menggerakkan belakang kepala ke sandaran kepala). Jangan menoleh ke atas atau ke bawah saat melakukan latihan ini.
Latihan ini mengurangi ketegangan pada leher. Latihan ini juga mencegah postur kepala ke depan dan memberikan kesegarisan tulang belakang yang baik.

2. Menggerakkan bahu: Gerakkan bahu anda ke atas, ke belakang, ke bawah dan berputar. Ulangi sekurang-kurangnya 10 kali.
Otot-otot ini sering menegang saat mengemudi dan latihan ini membantu mengurangi ketegangan pada leher dan tubuh bagian atas.

3. Pernapasan diafragma: Letakkan tangan anda di perut, tarik napas pelan dan dalam, rasakan perut yang mengembung saat menarik napas dalam. Dada bagian atas dan leher harus tetap relaks selama perut mengembung. Kemudian buang napan pelan-pelan melalui kedua bibir sambil mendesis.
Latihan ini akan merelaksasikan otot-otot leher dan punggung.

4. Menggerakkan leher ke kanan kiri : Gerakkan leher ke kanan, seakan-akan telinga akan meyentuh bahu kanan anda. Tahan posisi ini selama 10 detik, dan kemudian ulangi untuk sisi yang lainnya.
Latihan ini membantu meregangkan leher dan mempertahankan gerak leher yang benar.

5. Putar leher: Sekarang gerakkan leher ke kanan, seakan-akan hidung anda hendak menuju belakang bahu anda. Tahan posisi ini selama 10 detik, dan kemudian ulangi untuk sisi yang lainnya.
Latihan ini juga membantu meregangkan leher dan mempertahankan gerak leher yang benar.

6. Maju mundurkan panggul: Putar panggul ke depan (untuk meningkatkan lengkungan punggung bawah), kemudian putar kembali panggul ke posisi netral.
Latihan ini membantu melonggarkan otot-otot punggung bawah.

7. Gerakkan panggul ke satu sisi bergantian : Pindahkan seluruh berat badan anda ke panggul sisi kanan dan angkat sedikit panggul sisi kiri anda dari kursi. Anda akan merasakan bahu kiri dan panggul kiri anda seakan-akan saling mendekat. Ulangi gerakkan ii untuk sisi yang lainnya.
Latihan ini juga membantu melonggarkan otot-otot punggung bawah.

8. Menekan bokong: tekan dan peras otot-otot bokong bersamaan. Tahan posisi ini selama 10 detik kemudian relaks.
Latihan ini akan membantu engencangkan bokong dan juga mencegah kebosanan saat mengemudi.
9. Pompa pergelangan kaki: Gerakkan pergelangan kaki anda ke atas dan ke bawah sekurang-kurangnya 10 kali. Anda juga dapat memutar pergelangan kaki anda searah atau berlawanan arah jarum jam.
Latihan ini akan membantu ketegangan pada tungkai bawah dan kaki.

10. Berhenti dan berjalan: Saat kita mengemudi, latihan yang terbaik adalah sesering mungkin anda berhenti dan berjalan sekurang-kurangnya 5-10 menit. Anda bisa berjalan sambil meletakkan ke dua tangan anda di pinggang dan berdiri dengan punggung di lekukkan ke belakang.

Mengemudi

Ketegangan otot dapat terjadi baik pada pengemudi ataupun penumpang mobil, apalagi saat melakukan perjalanan jauh. Selama duduk untuk periode lama dan pada posisi yang statis, maka sangat penting bagi penumpang untuk merubah posisi anda dari waktu ke waktu. Bergerak secara teratur dan menghindari duduk dengan menumpang kaki atau menyilangkan kaki akan membuat anda merasa lebih nyaman.
Bagi pengemudi dan penumpang mobil, sangat baik jika anda berhenti secara regular, khususnya jika mulai merasa lelah. Latihan peregangan ringan setiap jam dapat membuat anda lebih terjaga.


Akibat menyetir, terutama menyetir untuk waktu lama dan sering adalah:

1. Nyeri pada leher, punggung dan bahu.
2. Cramps, sirkulasi yang tidak baik pada tungkai dan bokong.
3. Cedera pada punggung, terutama jika anda mengangkat benda segera setelah menyetir untuk waktu yang lama.
4. Untuk jangka waktu lama , menyetir bisa menyebabkan degenerasi dan herniasi diskus spinalis.

Ada 2 faktor utama penyebab terjadinya cedera kronik pada leher dan punggung akibat menyetir, yang jika terjadi bersama-sama akan cukup besar menimbulkan cedera kronik pada punggung, yaitu :
1. Duduk untuk periode waktu yang lama.
2. Getaran pada seluruh tubuh.


Duduk dengan postur yang benar saat mengemudi akan mengurangi tegangan di tulang belakang dan sendi-sendi serta mencegah kelelahan otot.

Postur duduk yang benar saat mengemudi untuk menghindari cedera pada punggung

1. Jika memungkinkan posisi sandaran kursi 110 derajat dari paha (untuk mengurangi tekanan pada diskus dan merelaksasi otot-otot punggung).

2. Distribusikan berat badan anda merata ke kedua panggul anda.

3. Tekuk lutut pada sudut yang tepat. Pertahankan lutut pada posisi sama atau lebih tinggi sedikit dari panggul.

4. Usahakan bahu tetap relaks, siku menekuk dengan pas dan jari-jari mencengkram ringan pada kemudi .

5. Atur sandaran kepala, sehingga pertengahan sandaran kepala sejajar dengan ujung atas telinga.

6. Pastikan sistem suspensi bekerja dengan baik. Bisa juga ditambahkan bantalan pada kursi yang bisa mengurangi getaran.

7. Setel kursi dan kemudi dengan pas. Pastikan anda dapat menekan pedal tanpa menggerakkan punggung bawah ke depan lepas dari sandaran kursi.

8. Seluruh bentuk kurva normal pada punggung belakang harus tetap terjaga saat kita duduk. Lumbar support (penyangga punggung bawah) atau gulungan handuk yang diletakkan di punggung bawah, dapat membantu anda mempertahankan kurva normal pada tulang belakang.


9. Jika memungkinkan, maju atau mundurkan kursi setiap 20-30 menit. Ini akan merubah arah getaran di tubuh kita. Tapi, harus tetap cukup untuk bisa melihat ke arah jalan.

10. Jangan duduk berselonjor.

11. Jika bisa, istirahat atau melakukan peregangan secara regular. Cukup 5 menit setiap satu jam.

12. Hindari mengangkat benda segera setelah mengemudi. Karena otot-otot anda sedang lelah, ligamentum teregang, dan ini bisa menimbulkan cedera pada diskus spinalis. Lakukan peregangan dan istirahat 1-2 menit , sebelum mengangkat benda berat setelah mengemudi.