Jumat, 27 Juli 2007

Terapi inhalasi dengan nebulizer

Terapi inhalasi dalah sistem pemberian obat dengan cara menghirup obat dengan bantuan alat tertentu, misalnya nebulizer.

Terapi inhalasi diberikan pada:
• Gangguan atau alergi saluran pernafasan
• Bayi-bayi dengan sekret/ lendir berlebihan

Tujuan terapi inhalasi
• Relaksasi saluran pernafasan
• Menekan proses peradangan
• Mengencerkan dan memudahkan pengeluaran dahak

Efek samping terapi inhalasi dengan nebulizer:
• Infeksi silang antar pasien
• Penyempitan saluran nafas atau refleks vagal yang menyebabkan henti nafas mendadak
• Penumpukan sekret atau lender
• Iritasi pada selaput mata, kulit dan selaput lender tenggorokan

Hal-hal yang perlu diperhatikan:
• Gunakan tubing, nebulizer cup, mouthpiece/masker untuk masing-masing pasien (single use).
• Lindungi mata dari uap.
• Berikan obat yang sesuai dengan resep yang dianjurkan oleh dokter.
• Jangan mencampur obat tanpa seijin dokter.
• Jika memungkinkan, selama terapi, atur nafas dengan menarik nafas dalam melalui hidung dan tiup melalui mulut.
• Perhatikan perubahan yang terjadi, seperti kebiruan (sianosis), batuk berkepanjangan, gemetar (tremor), berdebar-debar, mual, muntah dan lain-lain.
• Lakukan penepukan dada atau punggung pada saat atau setelah selesai terapi inhalasi.
• Segera setelah selesai melakukan terapi inhalasi, basuh wajah dengan air.

Terapi inhalasi dengan nebulizer dapat diberikan:
• Di rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan yang telah memenuhi persyaratan.
• Di rumah dengan aturan yang sudah dimengerti dengan baik dan benar.

Tidak ada komentar: