Kamis, 26 Juli 2007

HUBUNGAN GAYA HIDUP AKTIF DAN FAKTOR RISIKO STROKE

Kemajuan teknologi yang memudahkan segala hal, meyebabkan gaya hidup aktif perlahan-lahan ditinggalkan. Padahal sudah alamiah kita harus bergerak, bukan diam saja. Memang dengan kemudahan jaman, membuat kita menjadi kurang bergerak, namun perubahan itu tidak merubah kebutuhan tubuh yang selalu harus bergerak. Selain itu kebugaran merupakan pencegahan yang sangat efektif dan tidak mahal jika dibandingkan dengan pengobatan.

Faktor risiko stroke

Faktor risiko stroke merupakan suatu keadaan atau kondisi dimana sesorang dapat terkena stroke.

Faktor risiko dapat dibagai menjadi:

1. Faktor risiko yang tidak dapat diubah:

• Usia : semakin bertambah usia, maka risiko terkena stroke semakin besar. Dikatakan bahwa pada usia di atas 50 tahun, maka risiko terkena stroke adalah dua kali lipat dari pada sebelumnya.
• Jenis kelamin : Pria mempunyai risiko terkena stroke lebih besar dari pada wanita, tetapi wanita jika terkena stroke biasanya akan lebih fatal daripada pria.
• Ras / etnis : misalnya pada etnis tertentu seperti African American.
• Stroke sebelumnya : Sekitar 10% orang akan terkena stroke yang berikutnya dalam jangka waktu 12 bulan setelah serangan stroke yang pertama, setelah itu risikonya akan menurun menjadi 5 % setiap tahunnya.

2. Faktor risiko yang dapat diubah

Pada kolom di bawah ini ada beberapa faktor risiko utama stroke.

Kolom yang tengah menggambarkan risiko relatif seseorang mempunyai faktor risiko stroke tersebut. Risiko ini akan terus bertambah berlipat ganda jika anda mempunyai lebih dari satu faktor risiko stroke tersebut, yang juga berhubungan dengan usia, jenis kelamin dan ras. Kolom paling kanan menggambarkan prevalensi seseorang terkena stroke, yaitu persentase dalam populasi umum yang mempunyai faktor risiko stroke pada satu saat tertentu.

Yang penting harus kita waspadai adalah jika seseorang mempunyai risiko relatif dan prevalensi yang tinggi. Tampak disini, tekanan darah tinggi mempunyai risiko relatif dan prevalensi yang tinggi sebagai faktor risiko stroke, dan pengobatan tekanan darah tinggi merupakan suatu batu penjuru untuk mengurangi kemungkinan terjadinya stroke.

Dilain pihak, ketidakteraturan irama jantung (atrial fibrilasi), merupakan risiko yang tertinggi seseorang bisa terkena stroke, namun prevalensinya tidak begitu tinggi.

Selain itu, adanya penyakit jantung, diabetes mellitus, merokok, penggunaan alkohol berlebihan, kadar kolesterol darah yang tinggi juga menyumbangkan peranan dalam risiko stroke.

Biasanya stroke itu terjadi karena ada beberapa kombinasi faktor risiko.


Faktor risiko--------------------Risiko relatif--------------Prevalensi (%)
Atrial Fibrilasi--------------------5.6 - 17.6---------------------1
Hipertensi--------------------------4.0 - 5.0-------------------25 – 40
Penyakit Jantung--------------------2.0 – 4.0-------------------10 – 20
Diabetes Melitus--------------------1.5 – 3.0--------------------4 – 8
Merokok-----------------------------1.5 – 2.9-------------------20 – 40
Alkohol-----------------------------1.0 – 4.0--------------------5 - 30
Hiperlipidemia
(kolesterol yang tinggi, dll.)------1.0 – 2.0--------------------6 - 50

(Sacco RL, Neurology 1995;45(Suppl 1):S10-S14 )



Insidens

Di negara maju cenderung menurun karena usaha prevensi primer terhadap faktor risiko. Di Negara berkembang, insidennya justru meningkat karena perubahan gaya hidup.

Di Amerika Serikat , setiap tahun terjadi 700.000 kasus stroke baru , setiap 45 detik akan ada seorang yang terkena serangan stroke baru atau stroke berulang dan setiap 3,1 menit ada seorang meninggal karena stroke. Menurut WHO 1999, penyakit jantung dan stroke menyebabkan kematian sebanyak 25% dari seluruh kematian di Indonesia

Di dunia ini, stroke merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit jantung dan kanker. Stroke merupakan penyebab kecacatan nomor satu di dunia. Menurut Int Med Found Japan 1998, di Indonesia stroke menjadi penyebab kematian utama dan penyebab kecacatan paling banyak pada kelompok usia dewasa.

Apa yang bisa kita lakukan untuk meminimalkan risiko stroke?

Apa yang harus kita lakukan untuk mencegah stroke?

•Kunjungi dokter anda secara teratur untuk memeriksa tekanan darah, kadar gula darah dan kolesterol anda.
•Minumlah obat secara teratur seperti yang dianjurkan oleh dokter anda. Jangan merubah atau menghentikan pengobatan tanpa sepengetahuan dokter anda.
•Berhenti merokok.
•Kurangi kondisi stress anda dengan cara latihan relaksasi, berolahraga dan berekreasi.
•Ikuti anjuran menu rendah kolesterol dan lemak.
•Berolahraga secara teratur, sekurang-kurangnya 3 kali perminggu.
•Hindari alkohol dan obat-obatan terlarang.
•Pertahankan berat badan anda sesuai dengan tinggi tubuh anda.
•Jika anda menderita diabetes, pertahankanlah kadar gula anda sesuai yang dianjurkan.
•Hati-hati jika ada riwayat keluarga yang pernah menderita stroke.
•Segera kunjungi dokter anda, jika anda mempunyai tanda-tanda terkena stroke .


Mengapa kita harus berolah raga?

Banyak orang tahu tentang olah raga, tapi apakah anda tahu bahwa olah raga itu sangat penting. Olah raga sangat penting karena dengan berolahraga kita akan mendapatkan tubuh dan jiwa yang sehat. Menurut penelitian 50% fungsi tubuh akan menurun lebih disebabkan oleh tidak digunakan. Olah raga yang baik untuk kebugaran kardiovaskular adalah erobik yaitu olah raga yang menyebabkan tubuh menggunakan oksigen sebagai sumber energinya.

Efek olah raga (erobik), adalah kebugaran kardiovaskular, karena dengan berolahraga akan:

• Meningkatkan ambilan oksigen.
• Meningkatkan kapasitas darah untuk mengangkut oksigen
• Denyut nadi menjadi lebih rendah saat istirahat.
• Denyut nadi menjadi lebih rendah saat beraktivitas.
• Meningkatkan jumlah kapiler
• Waktu pemulihan lebih capat
• Menurunkan tekanan darah dan kadar lemak dalam darah.
• Meningkatkan Fat burning enzyme

Apa artinya untuk kita?
Apa hubungan kebugaran dengan faktor risiko stroke?

Perubahan gaya hidup menuju gaya hidup yang sehat yaitu pola makan yang seimbang ,istirahat, berhenti merokok dan berolahraga; sangat membantu kita menjaga kesehatan kita seutuhnya . Dengan gaya hidup yang sehat, maka kita bisa membantu meminimalkan faktor risiko stroke yang ada pada diri kita masing-masing.

Bagaimana porsi olah raga yang baik agar tubuh tetap bugar?

FITT
Frequency : 3-5 hari/minggu
Intensity : 60% – 75 % denyut nadi maksimal.
Time : 25 –60 menit.
Type : aktivitas yang melibatkan kelompok otot-otot besar, kontinu, ritmik, progresif

Intensitas latihan

Target denyut nadi : 60 – 75 % denyut nadi maksimal.
Denyut nadi maksimal = 220 – umur

Contoh: wanita usia 40 tahun
Denyut nadi maksimal = 220 – 40 = 180
Target denyut nadi = 60% x 180 sampai 75% x 180
Jadi, target denyut nadi = 108 - 135

¬Latihan rutin terdiri dari :

• Pemanasan ( warm-up ) 5 – 10 menit
• Latihan inti ( conditioning ) FITT
• Pendinginan ( cool-down ) 5 – 10 menit
• Peregangan ( stretching)

Ada beberapa type olah raga yang bersifat aerobik, yang bisa anda pilih.

Primer

•Berlari
•Mendayung
•Jogging
•Berjalan
•Berdansa
•Lompat tali
•Bersepeda (stationary)
•Bersepeda (di jalan / lapangan)
•Berenang
•Naik tangga

Sekunder
•Racquetball (singles).
•Basketball (full court).
•Handball (singles).
•Tennis (single)

Pilihan olah raga yang primer lebih efektif dalam menghasilkan kebugaran kardiorespiratori dari pada olah raga yang sekunder. Pada olah raga yang sekunder, aktivitas ini akan meningkatkan denyut nadi sejenak, tapi peningkatan denyut nadi itu tidak pernah bisa dipertahankan di denyut nadi target (target heart rate) sepanjang latihan.

Tips dalam menjalankan aktivitas fisik.

Ada beberapa saran agar anda bisa merencanakan bagaimana mengatur olah raga, ditengah kesibukan anda sehari-hari, baik itu di rumah,di kantor yang menghambat anda memulai aktivitas fisik.

Carilah waktu ditengah kesibukan anda, dimana anda dapat bergerak aktif. Mulailah untuk selalu bergerak aktif dimanapun anda berada. Belilah baju olah raga yang nyaman, sepatu olah raga yang nyaman yang dapat dibawa kemana saja atau bisa anda tempatkan di kantor atau di mobil anda, sehingga jika sewaktu-waktu anda perlukan, benda-benda tersebut sudah ada.

Buatlah aktivitas fisik saat anda pulang atau pergi bekerja atau ke tempat lainnya. Misalnya:
.Berhenti turun kendaraan umum satu atau dua halte dari rumah atau kantor, dan berjalanlah.
.Pergi ke pasar atau warung dengan berjalan kaki.
.Gunakan tangga daripada menggunakan elevator.
.Berjalanlah sepanjang koridor kantor dari pada menggunakan telepon atau email.
.Bermain dengan anak-anak.
.Ajak anjing berjalan-jalan.
.Bergabung dalam kelompok dansa.
.Pergi ke taman atau kebun binatang.
.Berjalan ke gereja atau mesjid.
.Membersihkan rumah.

Hendak memulai latihan? Kapan harus bertanya pada dokter anda?

Sebelum memulai program latihan, sebaiknya anda bertanya kepada dokter anda jika anda mempunyai hal-hal seperti di bawah ini?

•Tidak aktif selama lebih dari 6 bulan terakhir.
•Pria berusia lebih dari 40 tahun, atau wanita berusia lebih dari 50 tahun, dan tidak pernah mendapatkan pemeriksaan fisik selama 2 tahun terakhir.
•Pernah mendapat serangan jantung atau menpunyai penyakit jantung, hipertensi dan diabetes mellitus.
•Ada riwayat dalam keluarga yang meninggal karena penyakit jantung dan pembuluh darah pada usia di bawah 50 tahun.
•Sedang menjalani pengobatan atau diet tertentu untuk menurunkan kadar kolesterol.
•Sedang menjalani pengobatan karena suatu kondisi yang bersifat kronis.
•Perokok, riwayat alergi, asma, dan penyakit paru lainnya.
•Menderita penyakit yang bersifat kronis, seperti arthritis (radang sendi) yang menghambat flebilitas, kekuatan dan ketahanan otot.
•Menderita nyeri sendi atau otot saat berjalan atau melakukan aktivitas fisik.
•Ada riwayat pernah cedera pada otot atau sendi yang tidak mendapatkan penanganan yang baik.


Bagaimana jika sudah terkena stroke?

Terapi fisik pada penderita stroke memegang peranan yang sangat penting dalam masa pemulihan agar insan pasca stroke dapat secepat mungkin belajar kembali sesuatu yang telah hilang akibat kerusakan otaknya dan dengan metode lain insan pasca stroke dapat mandiri melakukan tugasnya sehari-hari.

Dari berbagai penelitian dikatakan bahwa terapi secara fisik sangat membantu upaya peningkatan kualitas hidup insan pasca stroke dengan menurunkan tingkat kecacatan dan meningkatkan kemandiriannya .

Rehabilitasi harus dimulai sedini mungkin dan akan terus berlanjut, karena pemulihan dari stroke adalah suatu proses yang tidak pernah berakhir. Meskipun banyak pemulihan yang terjadi segera, namun pemulihan akan terus berlanjut sepanjang kehidupan insan pasca stroke.

Ada 3 tahap rehabilitasi pasca stroke:

•Tahap pertama, bertujuan mencegah komplikasi akibat inaktifitas yang berkepanjangan dengan cara memberikan latihan yang tepat agar ia dapat memperoleh kembali tingkat aktivitas seperti sebelum terkena stroke sesegera mungkin.
•Tahap kedua, bertujuan mencegah terjadinya stroke berulang atau penyakit kardiovaskular lainnya.
•Tahap ketiga, bertujuan memperbaiki kebugaran kardiovaskularnya meskipun ada keterbatasan fungsional akibat strokenya.

Insan pasca stroke memang dituntut untuk selalu hidup aktif. Bantuan keluarga dan pendamping sangat diperlukan untuk mendukung agar insan pasca stroke selalu bisa hidup aktif secara optimal sesuai dengan kemampuannya, agar insan pasca stroke tidak semakin kehilangan kemampuan dan kemandiriannya serta bisa kembali kekehidupan sosial seperti sebelumnya.

Tidak ada komentar: